Ngehenna di Dekat Rumah di Jemput Bu Denya Fiana
NayHennaJember.blogspot.com || Ceritanya tidak begitu aktif lagi menghenna sejak lahiran dan punya anak yang masih bayi. Ini pengalaman nge-henna setelah punya bayi. Sebenarnya pengalaman kedua. Ngenhenna dengan ditemani anak bayi yang pertama itu pas nikahannya murid yang sudah seperti sahabat dan adik sendiri. Pada bulan besar kemarin.
Bulan sapar ini kembali nge-henna yang kedua kalinya, dengan ditemani anak bayi. Kali ini nge-Henna di saudaranya Mbak Ipar, Mbak Sri, alias Bu De-nya Fiana. Meskipun agak rempong-rempong dikit karena harus membawa anak yang masih bayi, ya tak apalah. Dimintai tolong.
Apalagi yang memintai tolong adalah Bu De Sri, Fiana dan Ibunya ini harus siap sedia setiap saat. Dihubungi sore, langsung cus nge-henna. Karena memang dekat rumahnya. Sekitar 2 km saja dari rumah.
Awalnya mau minta antar suami, setelah magrib. Ditunggu-tunggu suami tak kunjung datang. Masih sibuk di kantornya. Katanya sih ngerjakan laporan. Laporan kok tiap hari -eh kok jadi curhat ya.
Di gendong Bu De Sri, tidak rewel. Digendong Mbah Idok --ibunya Bu De Sri-- juga tidak rewel. Digendong Mbak Kembar -anak-anaknya Bu De Sri- juga tidak rewel. Sampai akhirnya masang henna selesai. Setelah magrib.
Nunggu dijemput suami, eh belum datang juga. Katanya masih di jalan. Dan fiana mulai rewel. Mungkin tahu kalau masang hennanya udah selesai. Ngajak pulang. "Mama... mama... kan masang hennanya udah beres. yuk pulang yuk" dalam rengekannya mungkin dia berbicara begitu.
Lho kok gak ada cerita hennanya sama sekali ya... Ya kan ini cerita masang henna dengan Fiana. Masih ada hennanya meskipun sedikit.
Bulan sapar ini kembali nge-henna yang kedua kalinya, dengan ditemani anak bayi. Kali ini nge-Henna di saudaranya Mbak Ipar, Mbak Sri, alias Bu De-nya Fiana. Meskipun agak rempong-rempong dikit karena harus membawa anak yang masih bayi, ya tak apalah. Dimintai tolong.
Apalagi yang memintai tolong adalah Bu De Sri, Fiana dan Ibunya ini harus siap sedia setiap saat. Dihubungi sore, langsung cus nge-henna. Karena memang dekat rumahnya. Sekitar 2 km saja dari rumah.
Awalnya mau minta antar suami, setelah magrib. Ditunggu-tunggu suami tak kunjung datang. Masih sibuk di kantornya. Katanya sih ngerjakan laporan. Laporan kok tiap hari -eh kok jadi curhat ya.
Karena suami tak bisa antar, akhirnya diputuskan berangkat nge-henna sore itu juga. Setelah asar. Berangkat dijemput oleh Bu De Sri. Untungnya, Fiana tidak rewel. Fiana ikut membantu ibu berkarya nge-henna dengan tidak rewel.
Di gendong Bu De Sri, tidak rewel. Digendong Mbah Idok --ibunya Bu De Sri-- juga tidak rewel. Digendong Mbak Kembar -anak-anaknya Bu De Sri- juga tidak rewel. Sampai akhirnya masang henna selesai. Setelah magrib.
Nunggu dijemput suami, eh belum datang juga. Katanya masih di jalan. Dan fiana mulai rewel. Mungkin tahu kalau masang hennanya udah selesai. Ngajak pulang. "Mama... mama... kan masang hennanya udah beres. yuk pulang yuk" dalam rengekannya mungkin dia berbicara begitu.
Lho kok gak ada cerita hennanya sama sekali ya... Ya kan ini cerita masang henna dengan Fiana. Masih ada hennanya meskipun sedikit.
Post a Comment for "Ngehenna di Dekat Rumah di Jemput Bu Denya Fiana"
Ditunggu Komennya ya Sist dan Gan....